Bismillahirrahmaanirrahimi

Terimakasih karena saudara/i telah mengunjungi blog saya

Rabu, 17 Maret 2010

bukit tujuan

Berjalan mendaki bukit yang penuh terjal, rintangan dan jurang2 yang menghadang, untuk mengapai puncak memang dibutuhkan semangat yang membara serta tujuan yang jelas lagi tepat. Tanpa hal itu takkan dapat kaki melangkah bahkan tak pernah terpikirkan untuk sampai dipuncak. Puncak yang tertinggi adalah tujuan yang harus diraih. Dan sebaik – baiknya tujuan adalah Allah SWT. Dipuncak tertinggi diharapkan kebahagiaan akan didapat tapi jika tujuannya salah atau bahkan tak punya tujuan, kebahagiaan itu takkan dapat kita nikmati karena kecemasan akan selalu hadir, jurang – jurang yang dalam akan selalu membayangi, takut jikalau suatu saat terjatuh. Oleh karena itu tetapkan tujuan hanya pada Allah SWT semata, karena Allah SWT lah yang memiliki kebahagiaan yang kekal abadi dan kita akan merasa dilindungi oleh-Nya.
Rasakan sejuknya saat kau menarik nafas dalam dan menghembuskannya dengan perlahan sambil melihat luasnya hamparan bumi yang hijau disana terlihat kebesaran Allah SWT Yang Maha Pencipta. Lautan yang terhampar biru, langit yang luas nan tinggi yang menjadikan diri ini begitu kecil dihadapan illahi, juga tiupan angin yang menghempaskan kita kedalam keAgungan Allah Tuhan Penguasa seluruh alam. Betapa berarti dan berharganya karunia Allah SWT yang tiada tara yang tak sanggup kita hitung. Rasa lelah yang tiada lagi terasa karena terkagum dengan Dzat Yang Maha Kaya.
Ingatlah saat mentari menyambutmu dengan penuh kehangatan dan mengintai dari ufuk timur tapi seolah – olah matahari kecewa pada manusia yang ternyata banyak berbuat kerusakan sehingga dengan wajah marah seakan – akan ingin membakar kita dengan panasnya. Pohon – pohon yang bergoyang seakan ingin lari menjauhi kita yang banyak maksiat hingga sore datang dan berlalu meninggalkan kita. Hidup seperti halnya mentari yang datang kemudian tanpa tersadar tiba – tiba senja menggantikannya saat itu hari telah berlalu dan tak akan kembali lagi hari itu. Saat berganti hari seakan – akan kita telah pindah kealam lain, dan bahagia atau tidak telah kita tentukan dihari sebelumnya.
Malam telah datang, bulan selalu ramah dan tersenyum karena kemaksiatan telah terselimuti kegelapan dan tinggal terlihat hamba – hamba Allah SWT yang bekerja mencari keridhoanNya.
Begitu beda antara siang dan malam. Begitu beda antara jalan yang gelap dengan jalan yang terang. Begitu beda jalan lurus dan jalan yang berliku. Begitu beda jalan yang ada tujuannya dan yang tak ada tujuannya.
Meski dijalan yang terang terlihat begitu susah tapi jaminan keselamatan lebih menjamin dari pada jalan yang gelap meski tak terlihat susah tapi lebih banyak kita terpeleset dan jatuh.
Tatkala kita tersadar bahwa diri kita begitu kecil, begitu lemah dan hina dihadapan illahi sehingga terpanggil untuk bersungkur sujud dihadapanNya. Saat kening kita menempel pada tanah begitu dekatnya ternyata kita dengan kematian yang mengingatkan asal kita dari tanah dan akan kembali pula menjadi tanah hingga nanti sampai kita dibangkitkan kembali untuk dimintai pertanggungjawaban. Ketika kita bersyukur akan terasa nikmatnya masih diberi kesempatan untuk bersujud sehingga kita persembahkan sujud terbaik kita dengan kerendahan diri memuji Allah SWT Tuhan Yang Maha Suci dan Maha Luhur.
Banyak pelajaran yang dapat diambil oleh orang – orang yang mau berfikir. Ilmu Allah SWT itu luas sekali melebihi luasnya samudra dan unlimited.
Renungilah karunia Allah SWT yang telah diberikan sebagai wujud Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang pada hamba – hamba-Nya.
Buka mata hati dan lihatlah nikmat Allah SWT yang telah kita nikmati. Lihatlah kebesaran Allah SWT melalui ciptaanNya. Lihatlah kebesaran Allah SWT melalui berbagi ciptaan-Nya. Lihat pula berapa banyak nikmat yang telah kita abaikan, kita sia – siakan bahkan kita ingkari. Tak ada jalan lain selain segera bertaubat dan memperbaiki langkah kita untuk mendapatkan ridho dan ampunan dari Allah SWT bagi diri yang berlumur dosa, yang hina, yang banyak maksiat, dan yang sering mengingkari nikmatNya.
Ayo kita kembali pada jalan-Nya dengan Tahlil dan Istighfar. Semoga Allah Azza wa Jalla selalu membimbing dan menuntun kita untuk tetap pada jalan yang diridhoiNya, amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar