Bismillahirrahmaanirrahimi

Terimakasih karena saudara/i telah mengunjungi blog saya

Rabu, 17 Maret 2010

orang cerdas

Orang yang cerdas adalah orang yang memikirkan akheratnya. Ini berarti orang yang cerdas selalu mengukur segala sesuatu dengan qalbu yang selalu mempertimbangkan untung dan rugi. Dan jelas bahwa balasan diakherat lebih menguntungkan dari pada sekedar kesenangan sesaat didunia ini. Kita hidup hanya untuk mempersiapkan kematian untuk menuju kehidupan yang kekal abadi. Dan dengan kehidupan inilah kita dapat memilih mana yang sebetulnya penting untuk kita setelah kita melanjutkan perjalanan meninggalkan dunia yang penuh dengan tipu daya ini. Jika kamu tidak cerdas terutama dizaman yang sudah semakin parah maka kita akan oleh dakwah – dakwah yang mengajak keburukan yang sekarang sudah sering kita jumpai dilingkungan kita. Banyak orang – orang yang tidak cerdas terjerat dakwah – dakwah yang mengajak keburukan misalnya konser – konser musik yang sudah tidak sesuai dengan syariat tapi kta malah ikut – ikutan mendukungnya bahkan sampai rela mambayar mahal, menunggu antri berjam – jam, berdesak – desakan hingga ada yang mati karenanya. Dan masih banyak lagi acara – acara yang disajikan para pendakwah keburukan yang dikemas sedemikian rupa sehingga sering membuat kita terlena dan tak sadar dengan keburukan yang mereka sebar dan kita menganggap itu hal yang baik contohnya acara – acara ditelevisi yang menjanjikan jadi orang terkenal dengan instant yang menawarkan madu beracun. Mereka yang semula anak desa yang masih memegang prinsip yang baik disulap menjadi boneka yang siap dipeluk dicium oleh siapa saja, yang semula memakai rok mini merasa risih sekarang menjadi ngak risih lagi mengumbar auratnya, dalam sekejap racun telah menggerogoti keimanannya, akhlaqnya dalam bimbingan para pendakwah keburukan. Dan banyak orang belum rela diatur oleh Allah swt sehingga dia lebih memilih taat pada idola mereka dari pada Allah Azza waJalla dan RasulNya, dan tidak setuju untuk meninggalkan idolanya yang sudah jelas jika kita cerdas idola kita itu tidak mampu memberikan apa – apa kecuali madu yang dibubuhi raacun didalamnya, manis memang saking manisnya sampai melenakan kita dan tak sadar jika ada racun didalamnya. Memang ternyata dizaman sekarang ini sudah jarang kita jumpai orang – orang yang cerdas. Banyak orang yang pandai tapi tidak benar yang membuat keblinger dirinya sendiri dan merugikan orang lain. Mungkin setiap hari kita selalu dikelilingi kemaksiatan yang sudah bisa kita lihat tapi karena kita tak ingin menjadi anak yang cerdas jadi kita bukanya manjauhinya tapi malah mendukung dan menikmati madu beracun itu. Coba kita merenung kenapa kita masih memilih dan menyukai hal –hal yang hanya merusak keimanan kita itu. Kenapa masih banyak menuruti hawa nafsu terhadap hidon(kesenangan) yang sementara bukan yang abadi. Kenapa kita belum rela diatur? Lalu siapakah kita sebetulnya hamba Allah swt atau hamba nafsu. Kita ini kan hanya manusia yang lemah dan tak mungkin kuat menahan siksa dari Allah Azza waJalla tapi kenapa kita tak mau patuh padaNya. Kit sering menghina setan tapi kenapa kita masih sering mengikutinya. Pada hal sudah nyata dan jelas bahwa setan itu musuh kita. Kita mengaku seorang muslimin (orang yang berserah diri) itu berarti kita harus rela dan taat pada Allah swt serta menyerahkan diri sepenuhnya pada Allah swt bukan setengah – setengah. Jika kita setengah – setengah kita takkan bisa merasakan nikmat islam dan iman secara penuh yang kita rasakan juga setengah – setengah. Pasti kebanyakan jawaban kalian “mungkin Allah swt belum menghendaki atau belum mendapat hidayah” coba kita berfikir bagaimana Allah Azza waJalla akan menghendaki kita jika kita sendiri tidak menghendaki-Nya/tidak mau berubah. Hidayah itu diciptakan untuk kita raih dan harus kita raih. Ingat, Allah swt tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali orang itu mau merubahnya sendiri. Hidayah adalah harta karun umat muslim yang hilang maka dimanapun kamu mendapatinya maka ambillah! Bagaimana cara meraih hidayah itu, apakah dengan hanya menunggu sambil meningkatkan kemaksiatan kita atau menghentikan ibadah kita karena kita merasa belum merasakan hidayah. Tentu tidak kan? Atau bisa jadi kita sebetulnya sudah sering diperingatkan dengan peristiwa – peristiwa yang sebetulnya itu merupakan hidayah tapi karena kita tidak cerdas atau mungkin kita terlalu sering atau asyik menikmati kemaksiataqn sehingga sia – sia hidayah itu, karena tidak kita manfaatkan untuk segera bertaubat. Ingat sifat dari kebaikan, kebaikan yang satu dapat memicu kebaikan yang lainnya jadi untuk merubah diri kita agar cahaya hidayah sampai pada kita , kita harus mau memulai dengan melakukan suatau kebaikan InsyaAllah nanti kebaikan – kebaikan yang lain pun akan ngantri. Meninggalkan kemaksiatan juga merupakan suatu kebaikan yang mungkin perlu sekali dilakukan sebagai wujud kesungguhan dalam mencari cahaya hidayah. Harus mulai sering merenung mengingat – ingat kembali tujuan kita didunia ini, barangkali kita sudah lalai atau lupa. Memperbanyak melakukan amalan – amalan mulai dari yang kita bisa sedikit – demi sedikit karena Allah SWT menyukai amalan yang rutin meski amalan kecil sekalipun. InsyaAllah jika kita sudah merasakan nikmat melakukannya kita akan sayang jika meninggalkannya karena Allah SWT akan menambah nikmat kita jika kita mau mensyukurinya. Diibaratkan jika mendekat sehasta Allah SWT akan mendekati kita 1depa, dan jika kita mendatangi Allah SWT 1 langkah, Allah SWT akan mendatangi kita 1000 langkah. Dosa kita itu mengunung tapi rahmat Allah SWT tak pernah berkurang dan meliputi ala mini. Jangan sampai kita menjadi orang – orang yang bodoh yang tidak cerdas yang bangga dengan dosa – dosa bukan bersedih dan merasa bersalah. Selagi penyesalan masih berharga, masih berarti dan masih dapat diperbaiki mari kita sesali dan kita perbaiki semoga Allah Azza waJalla selalu merahmati kita, dan mau menerima taubat kita serta mengampuni dosa – dosa kita (Amiin).
Shalawat dan salam kepada junjungan nabi kita Muhammad SAW semoga kita diakui sebagai umatnyadan kelak diberi syafaatnya (Amiin). Wallahu’alam bishawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar